Menganalisis Keterampilan Gerak Aktivitas Jalan,
Lari, Lompat, Lempar
Atletik
adalah salah satu cabang olahraga tertua yang telah dilakukan oleh manusia
sejak zaman purba hingga sekarang, karena gerakan – gerakan yang terdapat dalam
cabang olahraga atletik seperti berjalan, berlari, melempar, dan melompat
adalah gerakan yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupannya sehari – hari.
A.
Analisis Keterampilan Gerak Jalan
jalan
cepat adalah gerak maju dengan melangkah tanpa adanya hubungan terputus dengan
tanah.
Perbedaan
Jalan dan Lari
Jalan =
sewaktu kita melakukan jalan, badan kita tidak ada saat melayang di udara.
Lari =
sewaktu kita melakukan lari, badan kita ada saat melayang di udara.
Yang
harus diperhatikan dalam jalan/jalan cepat :
a)
Perhatikan togok badannya cenderung lebih condong ke depan atau ke belakang
oleh karenanya untuk mempertahankan badan tetap tegak dan pundak jangan
terangkat pada waktu lengan mengayun yang berakibat anggota badan bagian atas
terasa cepat lelah.
b)
Posisi kepala sebagian besar menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan.
c) Kaki
waktu melangkah lurus ke depan satu garis dengan garis khayal dari badan si
pejalan/garis khayal di antara kedua ujung kaki (jari-jari) segaris, tidak ke
luar atau ke dalam.
d)
Gerakan lengan dan bahu lengan mengayun dari muka ke belakang dan siku ditekuk
tidak kurang dari sembilan puluh derajat kondisi ini dipertahankan dengan tidak
mengganggu keseimbangan serta mengayun rileks.
Analisis
Keterampilan gerak olahraga jalan cepat
tahap-tahap keterampilan teknik yang digunakan
pada jalan cepat:
a) Fase
Tumpuan dua kaki terjadi pada suatu saat yang sangat pendek pada saat kedua
kaki berada/ menyentuh tanah.
b) Fase
Tarikan dilakukan oleh kaki depan akibat dari kerja tumit dan inersia dari
titik gravitasi badan.
c) Fase
Relaksasi adalah fase tengah antara selesainya fase tarikan dan awal dari fase
dorongan kaki.
d) Fase
Dorongan apabila fase terdahulu selesai dan bila titik pusat gravitasi badan
mengambil alih kaki tumpu, kaki yang baru saja menyelesaikan gerak tarikan
mulai mengambil alih gerak dorongan.
B.
Analisis Keterampilan Gerak Lari
1.
Analisis keterampilan gerak Lari jarak Pendek
Lari
jarak pendek adalah berlari dengan kecepatan penuh sepanjang jarak yang harus
ditempuh, atau sampai jarak yang telah ditentukan. Lari jarak pendek terdiri
dari lari 100 m, 200 m, 400 m.
a.
Analisis Gerak Start jongkok
1)
Posisi “ BERSEDIA” pelari telah siap di start blok dan mengambil sikap/posisi
awal.
Tujuan :
mengambil sikap start posisi-awal yang layak.
2)
Posisi “ SIAAAP “ pelari telah bergerak
ke suatu posisi start yang optimal.
Tujuan :
untuk bergerak masuk ke posisi start yang optimal dan dipertahankan.
3) Phase
Saat aba-aba “YAA” atau bunyi pistol. pelari meninggalkan start-blok dan
melakukan/membuat langkah pertama lari.
Tujuan :
untuk meninggalkan start-blok dan untuk mempersiapkan pembuatan langkah lari
pertama.
4) Phase
Lari percepatan/akselerasi menambah kecepatan lari dan membuat/melakukan
transisi ke gerakan berlari.
Tujuan :
untuk menambah kecepatan dan membuat gerakan transisi yang efsien ke gerakan
lari.
Kesalahan
yang sering terjadi ketika start jongkok lari jarak pendek adalah sikap badan
kaku, cara ayunan tangan/kaki yang kurang pas, badan kurang condong ke depan,
pinggang kurang tinggi atau terlalu rendah, kaki ayun maupun tumpu lurus semua
atau ditekuk semua, dan tidak diikuti gerak lanjut.
b.
Analisis Gerak Lari
Tiap
langkah terdiri dari suatu phase topang (yang dapat dirinci menjadi satu phase
topang depan dan satu phase-dorong) dan suatu phase layang (yang dirinci
menjadi phase-ayun-depan dan satu phase pemulihan).
1) Phase
Topang Depan dan Dorong (drive)
Tujuan :
untuk memperkecil hambatan saat sentuh-tanah dan untuk memaksimalkan dorongan
ke depan.
2) Phase
Layang
Tujuan :
Untuk memaksimalkan dorongan ke depan dan untuk mempersiapkan suatu penempatan
kaki yang efektif saat sentuh-tanah.
3)
Gerakan langkah kaki
a)
Langkah kaki panjang dan dilakukan secepat mungkin.
b)
Ayunan lengan dilakukan dari belakang ke depan secara berganti-ganti dengan
siku sedikit dibengkokkan.
c)
Posisi badan condong ke depan secara wajar, serta otot sekitar leher dan rahang
tetap rileks dengan kepala dan punggung dalam posisi segaris.
Kesalahan
yang sering terjadi ketika lari jarak pendek adalah sikap badan kaku, cara
ayunan tangan/kaki yang kurang pas, badan kurang condong ke depan, menapak
sampai telapak kaki dan tumit, kaki ayun maupun tumpu kurang konstan
gerakannya, dan tidak diikuti gerak lanjut.
c.
Analisis Gerak Memasuki Garis Finish
Teknik
memasuki garis fnish : Membusungkan dada ke depan, Menjatuhkan salah satu bahu
ke depan bawah, saat masih dalam posisi lari.
Kesalahan
: sikap badan kaku, cara ayunan tangan/kaki yang kurang pas, badan kurang
condong ke depan, meloncat, mengurangi kecepatan, tangan berusaha meraih pita,
dan tidak diikuti gerak lanjut.
2.
Analisis keterampilan gerak Lari jarak Menengah
a. Lari
jarak menengah
lari
jarak menengah ( 800 m, 1500 m, dan 3000 m ) sedikit berbeda dengan gerakan
lari jarak pendek (sprint).
Dalam
lari jarak menengah, pelaksanaan startnya dilakukan dengan menggunakan start berdiri,
yang aba-abanya hanya “bersedia” dan “ya”.
b.
Analisis Keterampilan gerak start berdiri lari jarak menengah
Teknik
start yang umum digunakan oleh pelari jarak menengah adalah start berdiri.
Kesalahan
yang sering terjadi ketika start berdiri lari jarak menengah adalah sikap badan
kaku, cara ayunan tangan/kaki yang kurang pas, kaki/badan kurang rileks dan
seimbang, dan tidak diikuti gerak lanjut.
c.
Analisis Keterampilan gerak lari jarak menengah
Gerakan
teknik lari jarak menengah pada dasarnya sama atau hampir sama dengan gerakan
teknik lari jarak pendek. Namun, pada lari jarak menengah, pelari pada waktu
berlari harus mampu berlari cepat dan lebih lama.
Kesalahan
yang sering terjadi ketika teknik lari jarak menengah adalah sikap badan kaku,
cara ayunan tangan/kaki yang kurang pas, kaki/badan kurang rileks dan seimbang,
dan tidak diikuti gerak lanjut.
d.
Analisis Keterampilan gerak memasuki garis fnish lari jarak menengah
a) Lari
terus tanpa mengubah sikap lari.
b) Dada
maju, kedua tangan lurus ke belakang rileks.
c) Salah
satu bahu maju ke depan (dada diputar ke salah satu sisi).
d)
Kepala ditundukkan, kedua tangan di ayun ke belakang
e)
Membusungkan dada ke depan, saat menjelang garis fnish.
f)
Frekuensi kaki dipercepat, langkah diperlebar.
g)
Jangan melakukan gerakan melompat pada saat memasuki garis fnish.
h)
Perhatian dipusatkan pada garis fnish.
i)
Apabila ada pita fnish jangan berusaha meraih dengan tangan.
j)
Jangan berhenti mendadak setelah melewati garis fnish.
k)
Susunlah rencana perbaikan dari aktivitas yang baru saja dilakukan baik
sendiri, bersama teman atau guru untuk perbaikan aktivitas gerakan yang akan
datang sesuai ketentuan gerakan yang ada.
Kesalahan
yang sering terjadi ketika memasuki garis fnish lari jarak menengah adalah sikap
badan kaku, memperlambat kecepatan, meloncat, tangan berusaha meraih pita garis
fnish, cara ayunan tangan/kaki yang kurang pas, kaki/badan kurang rileks dan
seimbang, dan tidak diikuti gerak lanjut.
C.
Analisis Keterampilan Gerak Lompat
1.
Analisis Keterampilan Gerak Lompat Jauh
Melompat
adalah gerakan-gerakan yang sering kita lakukan setiap hari. Baik itu lompat
jauh maupun lompat tinggi untuk jarak yang sempit/rendah maupun melompat untuk
jarak yang lebar/tinggi.
a.
Olahraga atletik Lompat Jauh
Tujuan
lompat jauh adalah melompat sejauh-jauhnya.
Lompat
jauh biasanya membutuhkan fasilitas seperti bak lompat jauh berisi pasir,
lintasan lari, papan tolakan, dan tempat pendaratan. Lintasan untuk lari awalan
panjang 30-40 m dan lebar 1,22 m harus rata serta tidak licin. Panjang papan
tolakan 1,22 m, lebar 20 cm, dan tebal 10 cm.
b.
Analisis Keterampilan gerak lompat jauh
a) Tahap
Awalan : Berdiri pada jarak 30 - 40 m dari papan tolakan/bak pasir, Berlari
cepat mulai dari awal hingga pada saat langkah-langkah akhir, gerakan langkah
diperpanjang tanpa mengurangi kecepatan lari untuk persiapan melakukan tolakan.
Kesalahan
ketika lari awalan lompat jauh adalah sikap badan kaku, langkah kaki/footwork
yang kurang pas, tergesa[1]gesa,
lari tidak dengan kecepatan maksimal, lari belok-belok, mengubah kecepatan
lari, menjelang balok tumpuan kecepatan dikurangi, kaki/badan kurang rileks dan
seimbang, dan tidak diikuti gerak lanjut.
b) Tahap
Tolakan : Tolakan harus dilakukan tepat pada papan tolakan, Tumpuan tolakan
menggunakan kaki yang terkuat, Kedua lengan diayunkan ke depan, dan Pandangan
mengarah pada tempat pendaratan dalam tolakan.
Kesalahan, sikap badan kaku, langkah kaki/footwork yang
kurang pas, tergesa-gesa, menumpu melebihi balok tumpu, menumpu dengan dua kaki,
menumpu tidak dengan kaki yang terkuat, kaki/badan kurang rileks dan seimbang,
dan tidak diikuti gerak lanjut.
c) Tahap
sikap saat melayang di udara :
(1) Gaya
jongkok
(a)
Posisi badan jongkok agak sedikit ke depan dan pandangan ke tempat pendaratan.
(b)
Kedua lengan lurus ke depan, sejajar dengan bahu dan siku sedikit dibengkokkan.
(c)
Kedua tungkai dalam posisi menggantung, lutut ditekuk dan telapak kaki
menghadap bawah.
Kesalahan.
sikap badan kaku, langkah kaki/footwork kurang pas, tergesa-gesa, melayang
terlalu tinggi, gayanya tidak jelas, kaki/badan kurang rileks dan seimbang, dan
tidak diikuti gerak lanjut.
(2) Gaya
menggantung (hang style)
(a)
Pandangan ke arah pendaratan.
(b)
Kedua lengan mengarah ke atas.
(c)
Kedua kaki dalam sikap menggantung.
kesalahan.
sikap badan kaku, langkah kaki/footwork kurang pas, tergesa-gesa, melayang
terlalu tinggi, gayanya tidak jelas, kaki/badan kurang rileks dan seimbang, dan
tidak diikuti gerak lanjut.
(3) Gaya
berjalan di udara
(a)
Tolakan yang kuat dan dinamis setelah tolakan kaki ayun dibawa ke depan, ke
bawah, dan ke belakang.
(b) Kaki
tolak membuat gerak yang berlawanan ke depan
(c)
Langkah jalan yang khas.
(d)
Lengan kiri mengikuti irama kebalikannya dengan gerak kaki sebagai persiapan.
(e) Kaki
ayun, dibawa ke belakang, kaki ditekuk hingga hampir menyentuh pantat kemudian
berayun ke depan mendekati kaki lainnya.
(f) Kaki
bagian bawah diangkat untuk dapat mendarat secara bersama-sama.
kesalahan.
sikap badan kaku, langkah kaki/footwork kurang pas, tergesa-gesa, melayang
terlalu tinggi, gayanya tidak jelas, kaki/badan kurang rileks dan seimbang, dan
tidak diikuti gerak lanjut.
d) Tahap
Mendarat
(1)
Kedua kaki diluruskan ke depan rapat, lutut agak ditekuk, dan telapak kaki
mengarah ke pendaratan.
(2)
Posisi badan dibawa ke depan, dan pandangan ke tempat pendaratan.
(3)
Kedua lengan lurus ke depan dengan lutut agak dibengkokkan.
(4)
Kedua kaki mendarat secara bersamaan dalam posisi seimbang dan mengeper.
kesalahan.
sikap badan kaku, langkah kaki/footwork yang kurang pas, tergesa-gesa, mendarat
tidak dengan dua kaki, badan tidak terdorong ke depan setelah mendarat, setelah
mendarat kembali ke balok tumpu melewati bak pasir, kaki/badan kurang rileks
dan seimbang, dan tidak diikuti gerak lanjut.
2.
Analisis Keterampilan Gerak Lompat Tinggi
Melompat
adalah gerakan-gerakan yang sering kita lakukan setiap hari. Baik itu lompat
jauh maupun lompat tinggi untuk jarak yang sempit/rendah maupun melompat untuk
jarak yang lebar/tinggi.
a.
Mengenal aktivitas olahraga atletik lompat tinggi
Tujuan
lompat tinggi adalah melompat setinggi-tingginya dengan menggunakan cara yang
benar. Alat dan perlengkapan nomor lompat tinggi adalah lintasan awalan,
mistar, tiang lompat, dan tempat mendarat/matras/kasur tebal/spon. Lintasan
awalan lari panjangnya minimal 15 m, harus rata dan tidak licin. Mistar dapat
dibuat dari kayu, metal atau fber yang berbentuk bulat atau segitiga dan
berdiameter minimal 25 mm - 30 mm dengan permukaan datar atau rata. Kedua ujung
berguna untuk meletakkan pada tiang penopang. Panjang mistar minimal 3,64 m dan
maksimal 10 m. Beratnya minimal 2,2 kg. Kedua tiang yang digunakan untuk
penopang mistar harus kuat dan kukuh serta cukup tinggi dan dapat digunakan
untuk mistar dengan jarak 5-10 cm. Tempat mendarat berukuran 4 x 5 m dan dapat
ditutup dengan matras atau karet busa sebagai alas pendaratan.
b.
Analisa Keterampilan gerak lompat tinggi
1)
Melakukan teknik lompat tinggi
Ada
beberapa gaya lompat tinggi, yaitu gaya berguling, gaya telentang/fop, dan gaya
gunting. Ketiga gaya itu memiliki gerakan yang sama, tetapi berbeda pada saat
tubuh berada di atas mistar.
a) Tahap
Awalan (ancang-ancang) adalah lari dengan langkah ganjil 7, 9, dan 15.
Langkah-langkah itu harus aktif dan terkontrol. Tujuan awalan adalah untuk
membentuk kecepatan optimum dan menempatkan badan siap untuk bertumpu/bertolak.
Kesalahan
yang sering terjadi ketika melakukan lari awalan lompat tinggi adalah sikap
badan kaku, langkah kaki/footwork kurang pas, tergesa-gesa, lari terlalu cepat,
awalan terlalu jauh atau dekat, menumpu tidak dengan kaki terkuat, menumpu
dengan dua kaki, kaki/badan kurang rileks dan seimbang, dan tidak diikuti gerak
lanjut.
b) Tahap
Persiapan, Pada langkah-langkah terakhir titik pusat badan (centre of grafty)
direndahkan dengan pembengkokan kaki dalam-dalam langkah panjang dengan lincah
dan pasti. Kaki yang dibengkokkan pada langkah sebelum terakhir memungkinkan
gerak maju kaki tolak.
kesalahan,
sikap badan kaku, langkah kaki/footwork kurang pas, tergesa-gesa, masih bingung
menempatkan kaki ayun dan kaki tumpu, awalan terlalu jauh, menumpu tidak dengan
kaki terkuat, menumpu dengan dua kaki, kaki/badan kurang rileks dan seimbang,
dan tidak diikuti gerak lanjut.
c) Tahap
Tolakan kaki, Kaki tolak didorong kuat ke depan dengan mengajukan pinggang.
kesalahan,
sikap badan kaku, langkah kaki/footwork kurang pas, tergesa-gesa, menumpu tidak
dengan kaki terkuat, menumpu dengan dua kaki, kaki/badan kurang rileks dan
seimbang, dan tidak diikuti gerak lanjut.
d) Tahap
melayang di atas mistar. kaki depan sedikit dibengkokkan dan mulailah gerak
penutupan (draping action) dengan lengan bahu, dan kepala bersama-sama menukik
saat memutar pinggang dan kaki penolak dibuka ke belakang dan ke atas berikut
gerakan melayang di atas mistar dengan menggunakan gaya guling (straddle)
kesalahan,
sikap badan kaku, langkah kaki/footwork kurang pas, tergesa-gesa, kaki belakang
tidak segera diangkat setelah kaki depan melewati mistar, tangan menyentuh
mistar, kaki/badan kurang rileks dan seimbang, dan tidak diikuti gerak lanjut.
e) Tahap
Pendaratan, dimulai pada sisi kanan tubuh mengguling dengan bahu.
Tujuannya
adalah untuk menghindari cidera. Pendaratan dilakukan pada sisi tubuh dan
mengguling terhadap bahu.
kesalahan,
sikap badan kaku, tergesa-gesa, kaki belakang tidak diangkat tinggi sehingga
bisa menyentuh mistar, mendarat dengan tangan, dan tidak ada gerak lanjutannya.
D.
Analisis Keterampilan Gerak Lempar
1.
Analisis Keterampilan Gerak Lempar Lembing
Lempar
lembing adalah salah satu nomor lempar dalam cabang olahraga atletik. Tujuan
lempar lembing adalah mengukur hasil lemparan sejauh mungkin sesuai tatacara
tertentu.
Gerak
Lempar lembing dirinci menjadi tahap-tahap berikut ini :
a. Cara
memegang lembing
Cara memegang lembing pada pegangannya agar
dapat memegang dengan kuat dan nyaman.
b. Cara
membawa lembing
Cara membawa lembing ketika sikap siap akan
melempar lembing.
c. Lari
ancang – ancang
Dalam tahap ancang-ancang, pelempar dan
lembing dalam gerakan dipercepat/akselerasi.
d. Lima
langkah berirama
Dalam tahap gerak ‘5 langkah berirama’
pelempar dalam gerakan dipercepat lebih lanjut dan pelempar mempersiapkan tahap
pelepasan lembing.
e.
Melepas lemparan ( adalah bagian dari 5 langkah berirama )
Dalam tahap pelepasan lembing dihasilkan
kecepatan tambahan dan ditransfer kepada lembing sebelum dilepaskan.
f.
Pemulihan (recovery)
Dalam tahap pemulihan, pelempar menahan dan
menghindari berbuat kesalahan.
2.
Analisis Keterampilan Gerak Lempar Cakram
Lempar
cakram adalah salah satu cabang olahraga atletik. Tujuan lempar cakram adalah
mengukur hasil lemparan sejauh mungkin sesuai tatacara tertentu.
Secara
umum gerakan lempar cakram terbagi dalam lima tahap :
a.
Analisis Cara Memegang Cakram, Cakram dipegang dengan empat jari terbuka,
ruas-ruas ujung jari menekuk menutupi pinggiran cakram, sedangkan ibu jari
letaknya bebas pada cakram. atau Cakram dipegang dengan empat jari, jari
telunjuk dan tengah dirapatkan, ruas-ruas ujung jari menekuk pinggiran cakram,
sedang ibu jari letaknya bebas pada cakram.
Tujuan :
Memegang cakram kokoh-kuat untuk gerak percepatan dan menanamkan gerak rotasi
yang benar pada saat cakram dilepaskan.
Kesalahan
yang sering terjadi ketika memegang cakram adalah tidak memegang dengan cara
yang baik dan nyaman, pegangan kurang kuat, dan tidak diikuti gerak lanjut.
b.
Analisis Sikap Awalan
1) Phase
Ayunan, gerakan dimulai dan si pelempar bergerak masuk ke posisi untuk memutar.
Tujuan :
Untuk mempersiapkan gerakan putar dengan memutar dan untuk memberi pra-tegangan
pada badan, bahu dan lengan.
Kesalahan
yang sering terjadi ketika melakukan ayunan cakram adalah tidak mengayun dengan
cara yang benar dan baik, pegangan kurang kuat, dan tidak diikuti gerak lanjut.
2) Phase
Memutar, Dalam tahap memutar, gerakan-gerakan dipercepat dan badan bagian bawah
berputar mendahului bagian atas badan, menghasilkan pra-tegangan.
Tujuan:
Untuk mempercepat gerakan pelempar dan cakram dan untuk mempersiapkan untuk
bagian yang tanpa pendukung.
Kesalahan
yang sering terjadi ketika melakukan phase memutar cakram adalah tidak memutar
dengan cara yang benar dan baik, pegangan kurang kuat, dan tidak diikuti gerak
lanjut.
c.
Analisis Gerakan Lempar
Dalam tahap
melepas cakram diperoleh tambahan kecepatan dan yang dipindahkan ke cakram
sebelum dilepaskan.
Tujuan:
Untuk memelihara momentum dan memulai gerak percepatan akhir cakram.
d.
Analisis Sikap Akhir
Dalam
tahap pemulihan, si pelempar menahan dan menghindari perbuatan pelanggaran.
Tujuan:
Untuk menyeimbangkan pelempar dan mencegah perbuatan kesalahan.
Kesalahan
yang sering terjadi ketika melakukan phase pemulihan lempar cakram adalah tidak
memutar dengan cara yang benar dan baik, pegangan kurang kuat, tidak bisa
menjaga keseimbangan, dan tidak diikuti gerak lanjut. Bayangkan dan lakukanlah
keterampilan yang sesuai dengan tujuan gerak dari phase pemulihan lempar cakram
tersebut.
3.
Analisis Keterampilan Gerak Tolak Peluru
a.
Mengenal aktivitas olahraga atletik tolak peluru
- Peluru
dipegang dengan satu tangan dan dipindahkan ke tangan yang lain.
- Peluru
dipegang dengan tangan kanan dan diletakkan di bahu dengan cara yang benar.
- Peluru
dipegang oleh tangan dengan sikap berdiri agak membungkuk, kemudian kedua
tangan yang memegang peluru diayunkan ke arah belakang dan peluru
digelindingkan ke depan.
Kesalahan
yang sering terjadi ketika pengenalan tolak peluru adalah sikap badan kaku,
langkah kaki/footwork kurang pas, memegang peluru kurang hati-hati, masih ada gerakan
melempar peluru, tergesa-gesa, kaki/badan kurang rileks dan seimbang, dan tidak
diikuti gerak lanjut.
Cara
memegang peluru
Peluru
diletakkan pada ujung telapak tangan. Jari-jari tangan terbuka menutupi peluru,
ibujari tangan menjaga peluru agar tidak tergelincir ke dalam, dan kelingking
menjaga peluru agar tidak tergelincir keluar.
Kesalahan
yang sering terjadi ketika memegang peluru adalah sikap badan kaku, langkah
kaki/footwork kurang pas, memegang peluru kurang hati-hati, masih ada gerakan
melempar peluru, tergesa-gesa, kaki/badan kurang rileks dan seimbang, dan tidak
diikuti gerak lanjut.
Cara
menempatkan peluru pada bahu
Sebuah
peluru yang sudah dipegang ditempatkan di antara tulang selangka dengan rahang
bagian bawah. Peluru bagian atas sedikit menempel tulang rahang bawah.
b.
Analisa Keterampilan gerak tolak peluru gaya menyamping
Pada
dasarnya ada dua gaya tolak peluru yang dikategorikan keterampilan gerak dalam
tolak peluru, yaitu gaya menyamping dan membelakangi/gaya O’Brian. Tujuan tolak
peluru adalah menolakkan peluru sejauh-jauhnya ke depan dengan menggunakan satu
tangan.
c.
Analisa Keterampilan gerak tolak peluru gaya membelakangi/gaya O’Brian
awalan
dengan membelakangi arah tolakan, kemudian membungkukkan badan ke depan dan
bertumpu pada kaki kanan dan lutut ditekuk, kaki kiri diangkat lurus menuju
arah tolakan.
Kesalahan
yang sering terjadi ketika melakukan tolak peluru gaya membelakangi adalah
sikap badan kaku, footwork lambat, tergesa-gesa, peluru tidak pada pangkal
bahu, ada gerakan melempar peluru, dan tidak ada gerak lanjutannya.