BAB I
KEBUGARAN JASMANI
A. Pengertian kebugaran
Kebugaran
jasmani adalah kemampuan seseorang melakukan kerja sehari-hari secara efesien
tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu
luangnya.
Tidak
menimbulkan kelelahan maksudnya ialah setelah seseorang melakukan suatu
kegiatan atau aktivitas, masih mempunyai cukup semangat dan tenaga untuk
menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan-keperluan lainnya yang
mendadak.
Jadi
apabila orang dalam keadaan segar salah satu aspek pokok yang nampak adalah
keadaan penampilan jasmaninya. Dengan demikian seseorang tidak dapat mencapai
kesegaran jasmani secaramenyeluruh atau umum tanpa didasari oleh keadaan
kesegaran jasmani yang baik.
B. Manfaat latihan kebugaran jasmani
Latihan
kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting untuk mempertahankan atau
meningkatkan derajat kebugaran jasmani. Semakin tinggi derajat kesegaran
jasmani seseorang kian tinggi pula kemampuan kerja fisiknya. Dengan kata lain,
hasil kerjanyanya kian produktif jika kebugaran jasmaninya kian meningkat.
Disamping itu latihan fisik berguna untuk mencegah cidera selama melakukan
kegiatan fisik yang berat.
Jika
kondisi fisik baik, maka akan terdapat:
1. Peningkatan dalam kemapuan sistem
sirkulasi dan kerja jantung
2. Peningkatan dalam kekuatan, kelentukan,
stamina, kecepatan, dan komponen fisik lainnya
3. Ekonomis gerakan yanglebih baik pada
waktu latihan
4. Pemulihan yang lebih cepat
dalamorgan-organ tubuh setelah latihan
5. Respon yang cepat dari organisme tubuh
kita apabila sewaktu-waktu diperlukan
C. Kebugaran digolongkan:
1. Kebugaran statis
Kebugara
statis adalah keadan seseorang yangbebas dari penyakit dan cacat. (bisa dikatakan seseorangitu
sehat).
2. Kebugaran dinamis
Kebugaran
dinamis adalah kemampuan seseorang bekerja secara efesien yang tidak memerlukan
ketrampilan khusus.
3. Kebugaran motoris
Kebugaran
motoris adalah kemampuan seseorang bekerja secara efesien yang menuntut
ketrampilan khusus.
D. Tes Pengukuran Kebugaran Jasmani
1. Kebutuhan tes dan pengukuran kebugaran
jasmani
a. Dalam proses pengukuran dibutuhkan alat
pengukur, dengan alat pengukur akan didapatkan data yang merupakan hasil
pengukuran.
b. Ciri khas dari pengukuran adalah adanya
hasil yang berbentuk angka atau skor.
c. Pengukuran merupakan salah satu teknik
yang digunakan dalam proses penilaian.
d. Penilaian dapat dirumuskan sebagai proses
penghargaan yang efektif terhadap tujuan yang akan dicapai.
e. Dalam pendidikan penilaian mempunyai
beberapa variasi.
2. Fungsi tes dan pengukuran kebugaran jasmani.
a. Kebugaran jasmani merupakan bagian dari
total fitnes
b. Dalam total fitness terdapat beberapa
komponen yaitu:
1) Anatomical fitness
2) Physiological fitness
3) Psychological fitness
E. Penjelasan tentang Physiological
fitness
1. kemampuan untuk melakukan suatu tugas
tertentu yang memerlukan otot (menurut Karpovich)
2. Kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan
pekerjaan dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti (menurut
Direktorat Jendral O.R dan Pemuda
F. Unsur kebugaran jasmani:
1. Strength (kekuatan)
2. Power (daya tahan kekuatan dan kecepatan)
3. Speed (kecepatan)
4. Flexibility (kelentukan)
5. Agility (kelincahan)
6. Endurance (daya tahan)
G. Fungsi Tes Kebugaran Jasmani
1. Mengukur kemampuan fisik siswa
2. Menentukan status kondisi fisik siswa
3. Menilai kemampuan fisik siswa
4. Mengetahui perkembangan kemampuan fisik
siswa
5. Sebagai bahan untuk memberikan bimbingan
dalam meningkatkan kebugaran jasmani.
6. Sebagai salah satu bahan masukan dalam
memberikan nilai penjasorkes
H. Tes kebugaran jasmani ini
dapat dibedakan menurut kelompok umur, yaitu:
· Umur 6 – 9 tahun
· Umur 10 – 12 tahun
· Umur 13 - 15 tahun
· Umur 16 – 19 tahun
I. Komponen Tes Kebugaran Jasmani
1. Tujuan
Mengukur
kemampuan fisik siswa dan menentukan tingkat kebugaran jasmani siswa
2. Alat dan fasilitas
a. Lintasan lari atau lapangan
b. Stopwacth
c. Bendera start dan tiang pancang
d. Nomor punggung/dada
e. Palang tunggal
f. Papan berskala ukuran 30 x 150 cm
g. Serbuk kapur
h. Penghapus
i. Frmulir pencatat hasil tes dan alata tulis
3. Butir-butir tes:
a. Tes lari cepat 50 m
-
Mengukur kecepatan lari seseorang.
b. Tes gantung angkat tubuh 60 detik (putra)
dan gantung siku tekuk (putri)
-
Mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan dan bahu.
c. Tes baring duduk 60 detik
-
Mengukur kekuatan dan daya tahan otot perut.
d. Tes loncat tegak
-
Mengukur daya ledak (tenaga eksplosif) otot tungkai.
e. Tes lari jauh (800 m putri dan 1000 m putra)
-
Mengukur daya tahan (cardio respiratory endurance)
4. Petunjuk Pelaksanaan tes:
1. Lari 50 meter
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan
b. Alat
dan fasilitas terdiri dari:
1) Lintasan lurus, datar, rata, tidak licin,
berjarak 50meter, dan mempunyai lintasan lanjutan.
2) Bendera start
3) peluit
4) Tiang pancang
5) Stopwach
6) Serbuk kapur dan alat tulis
c.
Petugas tes
1) Petugas keberangkatan
2) Pengukur waktu merangkap pencatat hasil
d. Pelaksanaan
1) Sikap permulaan
2) Peseta berdiri di belakang garis start.
3) Gerakan:
(a) Pada
aba-aba “Siap” peserta mengambil sikap start berdir.
(b) Pada
aba-ba “Ya” peserta lari secpmungkin menuju garis finis, menemph jarak 50meter.
(c) Lari masih bisa diulang apabila:
(1) Pelari mencuri start
(2) Pelari tudak melewati garis finish
(3) Pelari terganggu dengan pelari lain.
e.
Pencatat hasil
1) Hasil yang dicatat adalah waktu yang
dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak
50 meter, dalam satuan waktu detik.
2) waktu dicatat satu angka di belakang
koma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar